Edukasi Tata Tertib: Sinergi STAIS dan Pesantren untuk Mahasiswi Santri Berkarakter dan Bijak Bermedia Sosial

Staisyaichona.ac.id – Pengurus dan pimpinan STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan menggelar edukasi dan sosialisasi tata tertib bagi mahasiswi santri yang bertempat di Musholla Pondok Pesantren Putri Syaichona Moh Cholil, Demangan Barat, Bangkalan, Ahad (22/12/2024). Edukasi dan sosialisasi tersebut dihadiri oleh RKH. Muhammad Nasih Aschal, selaku Ketua Senat STAI Syaichona Moh. Cholil sekaligus Ketua Umum Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil dengan didampingi oleh beberapa dosen STAIS serta pengurus Pondok Pesantren Putri.

Dalam acara tersebut, Ketua Senat STAIS menekankan pentingnya bijak dalam bermedia sosial dan menjaga kesucian hati sebagai santri. “Kita harus memiliki kecerdasan hati, bukan hanya kecerdasan otak,” tegasnya.

Ketua Senat STAIS juga menyoroti pentingnya memahami aturan dan tujuan pendidikan di pesantren sebagai upaya untuk mencetak generasi yang tidak hanya memiliki kecakapan intelektual, tetapi juga kepribadian yang religius dan berkarakter. Pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk pola pikir, akhlak, dan spiritualitas santri, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran. Oleh karena itu, pemahaman terhadap aturan yang berlaku di pesantren dan kesesuaian dengan tujuan pendidikannya menjadi kunci untuk memastikan terciptanya lingkungan pendidikan yang mendukung pengembangan potensi santri secara holistik. “Aturan bukanlah untuk membatasi, melainkan untuk memberikan edukasi dan pemahaman,” jelasnya.

Dari kegiatan tersebut, dihasilkan beberapa keputusan penting yang bertujuan mendukung pengembangan akademis sekaligus menjaga nilai-nilai pesantren. Larangan memegang handphone tetap diberlakukan guna menciptakan suasana belajar yang kondusif dan terfokus. Namun, sebagai solusi untuk keperluan akademis, mahasiswi santri akan diberikan akses internet melalui fasilitas Wi-Fi yang disediakan oleh pesantren. Selain itu, ditekankan pula pentingnya menjaga keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, agar para santri tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tetapi juga memiliki hati yang bijaksana dan penuh nilai-nilai kebajikan.

Ketua Senat STAIS juga menekankan, “Kita harus mengupgrade kualitas diri, tidak hanya fokus pada kecerdasan otak tapi juga kecerdasan hati.” Beliau juga menambahkan, “Dunia entertainment harus dimasuki untuk menyebarkan pesan-pesan positif.”

Kegiatan tersebut juga dilakukan sesi tanya jawab, tampak beberapa mahasiswi mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

  1. Seorang mahasiswi bertanya tentang kebolehan memegang laptop. Pimpinan menjelaskan bahwa kebolehan tersebut ditentukan oleh pihak kampus dengan menggunakan surat izin yang diserahkan ke pihak pesantren.
  2. Mahasiswi lain bertanya tentang prosedur mengikuti kegiatan di luar pesantren untuk organisasi BEM atau HIMA dan UKM. Pimpinan menjawab bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan jika kegiatan diselenggarakan di luar pesantren.
  3. Pertanyaan lain datang dari mahasiswi tentang status laptop yang sudah disita. Pimpinan menjawab bahwa laptop tersebut bisa dikembalikan dengan syarat didampingi oleh wali serta menghubungi Pimpinan langsung.

Acara edukasi dan sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi refleksi dan motivasi bagi mahasiswa santri untuk meningkatkan kualitas diri dan menjaga murni hati.

Oleh: Admin

Pos terkait