Staisyaichona.ac.id – STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan mengirimkan 10 Mahasiswa untuk melaksanakan pengabdian internasional di Malaysia. Mereka terbagi menjadi 5 kelompok yang betugas di 5 Sanggar Bimbingan. Salah satunya adalah Sanggar Bimbingan Pantai Dalam (SB Pantai Dalam).
SB Pantai Dalam merupakan tempat belajar yang berada di salah satu tempat daerah kampung Pantai Kuala Lumpur, Malaysia. SB Pantai Dalam dikelola oleh Ikatan Keluarga Madura (IKMA) yang berada di Malaysia.
Ikatan Keluarga Madura (IKMA) merupakan organisasi masyarakat madura pertama yang ada di Malaysia. Pada tahun 2012 organisasi ini berdiri atas dasar rasa kepedulian terhadap masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Madura yang merasa kesulitan dalam mengurus segala sesuatu di Malaysia. Sehingga muncullah ide dari salah seorang Kiai agar membentuk sebuah organisasi yang didalamnya terdapat orang-orang yang sangat berkompeten dan berpengalaman dalam segala bidang.
Selain mengelola Sanggar Bimbingan, Ikatan Keluarga Madura (IKMA) juga merupakan organisasi yang mengurusi masalah pemulasaraan jenazah, sehingga di tempat tersebut selain ada kegiatan belajar mengajar juga terdapat suatu kegiatan yang mungkin bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Mahasiswa yang bertugas disana.
Mahasiswa yang bertugas di SB Pantai Dalam, saudara Ach. Faiq Mubarok dan Samsul Arifin, selain mengajar juga membantu masyarakat untuk mengurus jenazah, mulai dari proses menjemput jenazah dari hospital, memandikan, mengafani, menyolati sampai memasukkan dalam peti yang siap untuk dikirimkan ke Indonesia.
Jenazah yang dikirimkan ke Pantai Dalam merupakan jenazah warga Indonesia yang meninggal di Malaysia. Tidak semua jenazah akan segera dikirimkan ke Indonesia, namun ada juga yang harus melalui tahapan-tahapan seperti menuggu ahli waris, menunggu tiket keberangkatan dan lain sebagainya. Jenazah yang akan dikirimkan akan diproses untuk memperlambat pembusukan atau sesuatu yang tidak diinginkan.
Tempat Mahasiswa yang melakukan pengabdian di SB Pantai Dalam bersebalahan langsung dengan tempat pengawetan dan pemandian jenazah, namun hal ini tidak menjadi tantangan yang begitu berat mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan atau programnya. Justru, hal tersebut menjadi tambahan pengalaman juga wawasan kepada mahasiswa itu sendiri.
Banyak sekali pengalaman yang kami peroleh dari adanya KKN ini, selain mendapat pengalaman mengajar, mahasiswa juga bisa menjalankan salah satu ajaran Islam yaitu Tajhizul Mayit yang merupakan kewajiban yang bersifat fardu kifayah.
Penulis: Ach. Faiq Mubarok, Samsul Arifin, Ustad Khoirul Yatim, Ustad Izzul Aziz, Ustad Reyadi,
Kuala Lumpur, 23 November 2024