Staisyaichona.ac.id – Salah satu program yang dilaksanakan oleh Himaprodi PBA STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan adalah Kajian Pengembangan Kitab Kuning, kegiatan dengan tema “Melestarikan Tradisi Kitab Kuning di Era Digital” tersebut dilaksanakan pada Jum’at (23/06/23) di ruang kelas B2 lantai dua.
“Mengingat kampus STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan merupakan perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren, maka kajian kitab kuning akan menjadi representatif untuk terus dilestarikan sehingga nilai-nilai pesantren tetap melekat pada diri mahasiswa STAIS, khususnya mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA)” ungkap saudara Lutfillah saat dikonfirmasi.
Sebagai Gubernur Himaprodi PBA, Lutfillah juga berjanji akan menyajikan kajian-kajian bulanan lainnya agar bisa meningkatkan bakat mahasiswa PBA STAIS. Sedangkan output dari kajian kitab kuning ini akan terus di follow up dengan kegiatan yang lebih spesifik seperti pengadaan kursus Nahwu–Sharraf dan Halaqoh Kitab Kuning untuk mahasiswa PBA STAIS, baik yang berlatar belakang pesantren ataupun tidak.
Adapun yang bertindak sebagai pemateri pada kajian kitab kuning adalah Ust. Qumaruzzaman, M.Pd. Dari kajian ini terdapat hal penting yang disampaikan oleh Sekretaris Prodi PBA STAIS tersebut, diantaranya adalah; Pertama, mahasiswa PBA STAIS harus menumbuhkan motivasi terhadap diri sendiri sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan. Salah satu contoh adalah Syaikhona Kholil yang telah membawa Alfiah ke Indonesia, khususnya ke pulau Madura, Bangkalan. Harus kita pahami bahwa hal ini merupakan tanggung jawab besar bagi kita selaku santrinya dan ingin diakui sebagai santrinya untuk melestarikan ilmu nahwu sebagai ujung tombak memahami kitab kuning.
Kedua, melihat realita yang ada pada mayoritas Pondok Pesantren (khususnya pesantren Salaf) dalam pembelajaran bahasa Arab lebih difokuskan untuk belajar Qawaid (Nahwu dan Sharaf) karena tujuan utamanya adalah agar para santri mampu membaca dan memahami teks-teks Arab khususnya Al-Qur’an, Al-Hadist dan kitab kuning lainnya.
Sebagai penutup dari pembahasan yang disampaikan, Ust. Qumaruzzaman juga memberikan saran kepada Pengurus Himaprodi PBA agar memberikan kajian dan bimbingan khusus kepada mahasiswa PBA yang masih minim pemahamannya tentang ilmu nahwu dan Sharaf. Sedangkan bagi yang tingkat pemahamannya lebih tinggi bisa mengadakan program seperti diskusi atau halaqah yang nantinya lebih difokuskan kepada praktek baca kitab dan pemahaman maknanya.
By: admin.
Berikut dokumentasi kegiatan Kajian Kitab Kuning.