Staisyaichona.ac.id – Untuk kalian yang satu bulan ke depan melaksanakan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan), pertama dan paling utama adalah jangan lupa bersyukur kepada Allah swt. bahwa kalian sudah sampai pada fase ini. Coba putar memori kalian, seakan baru beberapa saat yang lalu kalian ikut orientasi kampus sebagai mahasiswa baru. Tanpa terasa, sekarang kalian sudah ada di fase ini, yang berarti semakin dekat dengan kelulusan. Sebuah fase yang mendebarkan, sekaligus penuh tantangan untuk jiwa muda kalian.
Sebagai tambahan bekal, perlu kiranya kalian perhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Tata niat, ikhlas lillahi ta’ala. Memang benar, ini adalah sebuah program wajib yang mau tidak mau harus kalian ikuti. Kalau niatnya hanya sekedar ikut-ikutan saja, ya nantinya yang akan kalian dapatkan hanya nilai di atas selembar kertas. Sementara jika niat kalian ikhlas lillahi ta’ala untuk melaksanakan sebuah khidmah tarbawiyah, mendidik anak bangsa, mengajari generasi penerus estafet amanah ummat, percayalah! Kalian akan mendapatkan hasil yang lebih, baik duniawi maupun ukhrawi.
2. Attitude first, then knowledge. Tingkah laku dulu, barulah ilmu pengetahuan. Memang benar, ilmu itu sangat penting. Namun yang akan dinilai pertama kali oleh masyarakat dari diri kalian adalah tingkah laku. Bagaimana cara kalian berbicara, bersikap, maupun menjaga perasaan orang lain. Ingatlah bahwa meskipun tidak tertulis nyata, tapi di dahi kalian seolah ada nama orang tua kalian, almamater STAI Syaichona Moh. Cholil, bahkan nama Ponpes Syaichona Moh. Cholil dan jajaran masyayikh yang harus ikut dijaga.
3. Disiplin dan patuhi protokol kesehatan. Kita harus ingat bahwa saat ini masih di masa pandemi. Hampir seluruh sekolah latihan ketika kami antarkan surat pemberitahuan, berpesan tentang ini. Mereka menjalankan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat, maka kalian pun harus menyesuaikan diri. Pakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan atau pakai handsan, dan biasakan salaman era pandemi. Memang, memakai masker kadang membuat nafas terasa sesak dan kurangnya suplai oksigen ke otak membuat kita lemas dan lemot berpikir. Untuk itu, sesekali menjauh dari kerumunan untuk menghirup udara segar dan ganti masker setelah 3 jam dipakai. Jaga kesehatan dan jaga perasaan, agar imunitas kalian tetap terjaga.
4. Bersungguh-sungguh dalam mengajar. Bayangkan ada CCTV dimana-mana, sehingga kalian mengajarnya bisa total dan maksimal. Seringkali seseorang bekerja serius karena diperhatikan atasan atau dilihat oleh yang terkasih. Hey, bukankah Atasan para atasan Yang di Atas sana selalu memerhatikan? Bukankah sang kekasih sejati, Rasulullah saw. selalu memantau apa yang dilakukan ummat beliau? Perhatikan deh, surah At-Taubah ayat 105. Bekerjalah, maka Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang yang beriman melihat pekerjaan dan aktivitas kalian. Jika kalian benar-benar serius, insyaAllah akan menemukan ide-ide brilian, bahkan gambaran apa yang akan diangkat untuk penelitian dalam proses skripsi nanti. Ini sudah banyak terbukti, lho. So, do your best!
5. Para guru haruslah menjaga penampilan. Mau tidak mau, para guru dalam sebuah ungkapan disebut sebagai Malaikah ‘ala surotin naas. Malaikat dalam bentuk manusia. Maksudnya, kalian akan diperhatikan dari ujung rambut/jilbab hingga ujung kaki. Pakailah pakaian yang sudah disetrika rapi, tampilkan wajah yang segar, dan jangan sampai keluar aroma tidak sedap dari tubuh kalian. Senangkan indera murid-murid yang membersamai kalian, sehingga mereka belajar lebih maksimal. Coba bayangkan jika gurunya bau, kucel, kumus-kumus, dan kelihatan loyo tidak bersemangat. Ditambah lagi suka marah-marah tanpa sebab jelas. Kasian kan murid-murid kalian? Haihata… Haihata.. Semoga dijauhkan dari keadaan demikian!
Oke, itu beberapa pesan buat kalian yang akan melaksanakan PPL. Buat yang akan PKL kurang lebih sama, ya. Medan juangnya saja yang berbeda. Semoga kalian semua kompak dalam kebaikan, mendapatkan manfaat besar dari program ini, juga mendapat pahala berlimpah atas khidmah yang kalian perjuangkan. Jika ada apa-apa, musyawarahkan dengan baik bersama segala pihak yang bersangkutan. Meminjam jargon Liverpool, “You’ll never walk alone…!” Kalian tidak akan kami biarkan berjalan sendirian. So,
Stay happy, stay healthy!
Salam semangat!
Oleh: Bunda Kaprodi (Dr. Fera Andriani Djakfar, Lc., M.Pd.I)